Rabu, 06 November 2013

Pesawat Tanpa Awak Diusulkan Pantau Potensi Banjir Jakarta
GemaDakwah19.58 0 komentar

Jakarta - Memasuki musim penghujan, potensi banjir menjadi ancaman, khususnya bagi Jakarta. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pun mewacanakan pengoperasian pesawat tanpa awak untuk memotret dari udara wilayah terancam sekaligus meningkatkan sistem peringatan dini banjir.
Rencananya, jika usulan pengoperasian pesawat tanpa awak yang bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) ini disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Kementerian Dalam Negeri, tahun 2014 pengoperasiannya akan dilakukan.
Selain itu, Pemprov juga siap bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk melaksanakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk meredistribusi hujan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Danang Susanto mengatakan, operasi TMC sudah diskenariokan untuk antisipasi banjir Jakarta. Bahkan mencuat usulan TMC bisa membuat hujan buatan saat musim kemarau untuk antisipasi kekeringan.
"Kesiapsiagaan lain juga sudah dilakukan baik darat maupun udara. Seperti 13 sungai sudah dikeruk, sehingga alur arus berjalan normal," katanya di sela-sela Dissemination of SATREPS MCCOE Project Results di Gedung BPPT, Jakarta, Rabu (6/11).
Selain itu juga sebanyak 60 danau dinormalisasi sehingga mampu menampung air ditingkat lokal. Peningkatan debit air sungai pun ditingkatkan.
Terkait pesawat tanpa awak, Kepala Seksi Informatika BPBD DKI Jakarta Bambang Suryaputra mengungkapkan sesuai dengan instruksi gubernur, perlu peningkatan kewaspadaan meningkatnya curah hujan dan ancaman puting beliung memasuki musim penghujan ini.
Dikatakannya, TMC memang hanya mengurangi 35 persen curah hujan. Jika curah hujan tinggi akan diupayakan siaga darurat dan penanganan intensif. Salah satunya wacana pengoperasian pesawat tanpa awak.
"Pesawat tanpa awak ini untuk melakukan pembuktian atau modeling early warning dengan mengirimkan data dari pesawat tanpa awak yang dikombinasikan dengan data lapangan," ucapnya.
Diyakini, pesawat tanpa awak ini memiliki akurasi tinggi pemotretan wilayah. Sebab satelit tidak bisa menjangkau area di balik awan. Usulan anggaran untuk pengoperasian pesawat tanpa awak ini mencapai Rp 500 juta.
Bambang berharap selain untuk memantau potensi banjir, batasan-batasan banjir, pesawat tanpa awak ini bisa memantau kebakaran.
"Kita perlu melihat dari atas untuk memperbaiki upaya penanganan strategis dan cepat," ujarnya.
In Category :
About The Author Athar Ticket Kami melayani pesan ticket reservasi secara onlineFacebook and Twitter

0 komentar

Posting Komentar